Friday, 20 May 2016

BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG



Kangkung (Ipomoea sp.) bisa ditanam di dataran rendah serta dataran tinggi. Kangkung adalah tipe tanaman sayuran daun, tergolong ke dalam famili Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna hijau keputih-putihan adalah sumber vitamin pro vitamin A. Berdasarkan tempat tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam yaitu:
  1. Kangkung darat, nasib di tempat yang kering alias tegalan, dan
  2. Kangkung air, nasib ditempat yang berair serta basah.
Kangkung darat bisa diperbanyak dengan biji. Untuk luasan satu hektar dibutuhkan benih kurang lebih 10 kg. Varietas yang dianjurkan adalah varietas Sutra alias varietas lokal yang memiliki daya penyesuaian lebih baik dibanding varietas lain. Lahan terlebih dahulu dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur, seusai itu dibangun bedengan membujur dari Barat ke Timur supaya memperoleh cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya 100-120 cm, tinggi 30 cm serta panjang sesuai kondisi lahan, untuk memudahkan pemeliharaan sebaiknya panjang bedengan kurang 15 m. Jarak antar bedengan + 30 cm. Lahan yang asam (pH rendah) perbuat pengapuran dengan kapur kalsit alias dolomit untuk menaikkan derajat keasaman tanah dosis 1,5 t/ ha, pengapuran dilakukan sebelum penanaman, yaitu 2-4 minggu sebelum tanam.

Pupuk organik (sebaiknya kotoran ayam yang sudah difermentasi) diberikan tiga hari sebelum tanam dengan dosis 4 kg/m2. Sebagai starter ditambahkan pupuk anorganik berupa Urea 15 gr/m2 pada umur 10 hari seusai tanam. Supaya pemberian pupuk lebih merata, pupuk Urea diaduk dengan pupuk organik kemudian diberikan dengan cara larikan di samping barisan tanaman, apabila butuh tambahkan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 1 serta 2 minggu seusai tanam. Biji kangkung darat ditanam di bedengan yang sudah dipersiapkan. Buat celah tanam dengan jarak 20 x 20 cm, tiap celah tanamkan 2 – 5 biji kangkung. Sistem penanaman dilakukan dengan cara zigzag alias system garitan (baris). Pemeliharaan yang butuh diperhatikan adalah ketersediaan air, bila tak turun hujan wajib dilakukan penyiraman. Faktor lain adalah pengendalian gulma waktu tanaman tetap muda serta menjaga tanaman dari serangan hama serta penyakit. Hama yang menyerang tanaman kangkung antara lain ulat grayak (Spodoptera litura F), kutu daun (Myzus persicae Sulz) serta Aphis gossypii. Sedangkan penyakit antara lain penyakit karat putih yang dikarenakan oleh Albugo ipomoea reptans. Untuk pengendalian, gunakan tipe pestisida yang aman mudah terurai semacam pestisida biologi, pestisida nabati alias pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut wajib dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, tutorial aplikasi, interval serta waktu aplikasinya. Panen dilakukan seusai berusia + 25 hari seusai tanam, dengan tutorial mencabut tanaman hingga akarnya alias memotong dibagian pangkal tanaman kurang lebih 2 cm di atas permukaan tanah. Pasca panen khususnya diarahkan untuk menjaga kesegaran kangkung, yaitu dengan tutorial menempatkan kangkung yang baru dipanen di tempat yang teduh alias merendamkan tahap akar dalam air serta pengiriman produk ketempat tujuan secepatnya.

No comments:

Post a Comment