Tebu adalah tanaman yang dibutuhkan oleh kita semua, karena
dari tanaman ini, dihasilkan gula, yang banyak kita gunakan untuk kebutuhan
sehari-hari. Bila anda ingin membudidayakan tanaman ini, anda harus
mengetahui cara tanam dan budidaya yang benar agar anda bisa
mendapatkan hasil yang baik. Berikut beberapa teknik dan juga cara
menanam tebu yang harus anda ketahui.
Iklim dan Keadaan Cuaca
Cara budidaya tebu yang baik sangat bergantung pada
iklim dan cuaca. Tebu akan tumbuh dengan sangat baik di daerah beriklim panas,
seperti Indonesia ini, dengan suhu 25 sampai 28 derajat Celsius. Selain itu,
daerah yang paling baik untuk ditanami tebu adalah daerah dengan curah hujan
100 mm/tahun.
Keadaan Tanah
Jenis tanah yang paling baik untuk ditanami tanaman tebu adalah
jenis tanah alivial, regosol, podsolik atau mediteran. Kandungan pH dalam tanah
yang paling baik untuk tanaman tebu adalah antara 6,4 sampai 7,7 atau keadaan
keasaman netral. Hal ini penting dalam teknik budidaya agar bisa
menghasilakn tebu yang baik.
Mempersiapkan Lahan
Tanah yang akan ditanami tanaman tebu perlu dipersiapkan
dengan dua cara yaitu dibajak dan reynoso. Proses pembajakan dilakukan pada
tanah kering dengan tujuan untuk menjadikannya gembur. Pada proses ini, dibuat
alur-alur untuk menanam bibit tebu sedalam 20 cm. Untuk proses reynoso, proses
pengolahan tanah dilakukan pada area yang akan ditanami pohon tebu
dengan kedalaman sekitar 40 cm dan berbentuk seperti cekungan. Proses ini
dilakukan pada tanah yang mengandung banyak air.
Memilih Bibit Tebu
Bibit tebu yang bisa digunakan ada 4 macam, yaitu bibit
pucuk, bibit batang muda, bibit rayungan dan bibit siwilan. Bibit
pucuk diambil dari tebu yang berumur 12 bulan dengan mengambil 2 sampai 3 tunas
muda dengan panjang 20 cm. Bibit batang muda berasal dari tebu yang berumur 5
sampai 7 bulan yang diambil dari seluruh batang tebu yang dibagi menjadi 2 atau
3 bagian untuk masing-masing stek. Bibit rayungan adalah bibit yang diambil
dari tebu yang memang dibudidayakan untuk keperluan pembibitan. Bibit rayungan
adalah bibit tebu yang diambil dari pucuk tebu yang sudah mati.
Waktu Penanaman Tebu
Waktu yang paling tepat untuk
memulai penanaman tebu adalah saat cuaca cerah. Untuk daerah dengan
tipe iklim C dan D menurut Schmidt-Fergusson, atau daerah kering, waktu yang
paling tepat untuk menanam tebu adalah pada bulan Oktober sampai Desember.
Untuk tipe iklim B atau daerah basah, waktu yang paling tepat
untuk bercocok tanam tebu adalah pada awal musim kemarau.
Proses Penanaman
Untuk daerah kering, teknik menanam tebu yang baik
adalah menggunakan stek yang mempunyai 8 sampai 9 mata tunas dengan jarak 1
meter tiap stek. Tiap stek ditanam pada juringan dengan kedalaman 1,25 sampai
1,35 meter. Untuk daerah dengan iklim basah, stek yang digunakan adalah stek
dengan 3 mata tunas dengan teknik tumpang tindih atau bersentuh ujung.
Satu tips yang bisa anda gunakan bila anda kekurangan tenaga untuk
menanam tebu didaerah ini adalah menggunakan tebu dengan 5 sampai 6 mata tunas
yang dipotong menjadi dua.
Penyiraman
Penyiraman adalah langkah pertama pemeliharaan tanaman tebu.
Penyiraman dilakukan pada tanaman tebu dengan melihat keadaan tanah dan cuaca.
Selain itu, penyiraman sebaiknya dilakukan setelah
proses pemupukan dan paling lama adalah 3 hari setelah pemupukan.
Penyulaman
Penyulaman perlu dilakukan untuk
mengganti pohon atau bibit tebu yang tidak tumbuh dengan baik. Proses
ini dilakukan pada bibit bagal yang berumur 2 sampai 4 minggu dan bibit
rayungan yang berumur 2 minggu. Proses ini harus segera dilakukan agar tidak
mengganggu produksi dan bila penyulaman tidak berhasil, maka, harus segera
dilakukan prose penyulaman yang baru.
Penyiangan
Proses penyiangan dapat dilakukan dengan mencangkul dan
memotong gulma yang mengganggu. Akan tetapi, pada daerah kering dimana terdapat
banyak jenis tanaman gulma yang mengganggu, proses ini bisa dilakukan
dengan menggunakan herbisida, seperti Karmex, DMA, Amexon, Gesapax, Sanvit dan
Gramoxon. Pelaksanaan proses ini dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu pre
emergence, late pre emergence, post emergence I dan post emergence II.
Pemupukan
Proses memupuk dilakukan dengan menggunakan pedoman
pemupukan P3GI. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk ZA, SP36 dan KCL.
Pemupukan diberikan secara bertahan dan menyesuaikan dengan kebutuhan tanaman
tebu dan lahan.
Hama dan Penyakit
Hama yang paling sering menyerang tebu, terutama pada
masa pembibitan adalah ulat pengerek. Untuk mencegah hal ini, maka
perlu dipilih varietas tebu yang tahan hama. Selain itu, bisa juga menggunakan
predator alam hama ini, yaitu Trichogama sp, Lalat Jatiroto atau dengan
menyemprotkan Thiodan 35 EC.
Pemanenan
Pemanenan tanaman tebu dilakukan dengan mencangkul
area tanam sedalam 20 cm. Batang tebu disisakan 3 ruas bila ingin ditumbukan
kembali atau dicabut sampai akarnya bila lahan ingin dibongkar. Pucuk tebu
dibuang dan batang diikat dengan jumlah 20-30 batang/ikat untuk digiling. Waktu
pemanenan dilaksanakan pada bulan kering, antara April sampai Oktober.